Narkoba Sumber Penghancur Generasi Muda

Narkoba Sumber Penghancur Generasi Muda-, Narkoba atau Khamar adalah Induk Segala Dosa yang sudah ada sejak zaman jahiliah, masyarakat Arab memiliki tradisi meminum khamar. Ada kalanya mereka berdendang setelah meminum khamar. Anehnya. mereka justru bangga melakukannya. Tradisi itu berlangsung hingga Islam datang mengharamkannya secara bertahap. Mengapa bertahap? Karena jiwa mereka masih ketergantungan dan menginginkannya.

Rasulullah saw  sendiri telah mengingatkan bahwasannya dengan mencontohkan umat-Umat terdahulu. Beliau bahkan menyebutnya sebagai induk segala dosa. Sebagaimana yang dinyatakan Nabi saw dan orang-orang saleh dan bertakwa menginginkan agar seluruh manusia saleh dan bertakwa seperti mereka, karena melihat bagaimana indahnya takwa dan besarnya pengaruh takwa bagi pemiliknya begitu pula bagi orang orang di sekitar mereka. Sementara orang-orang jahat menginginkan agar semua manusia jahat seperti mereka. Pasalnya, mereka tak mampu melepaskan diri dari dosa-dosa besar. Akibatnya, mereka tenggelam dalam kubangan dosa dan terjerumus dalam lumuran kenistaan. Mereka tak ingin berada di tengah menyarakat yang bersih. Hidup mereka selalu dituntun oleh tuduhan, kebencian, dan kemungkaran. Karena itu, mereka berusaha menyebarkan keburukan di umat agar setiap anggotanya tidak merasa rendah diri. 

Itulah yang dahulu terjadi di tengah Bani Israil, tempat kerusakan merebak di mana-mana hingga di tingkat paling tinggi. Dikisahkan di tengah mereka ada orang suci yang ahli ibadah. Mereka merasa tersinggung oleh pandangan-pandangan kritisnya. Dengan kesuciannya, kejahatan mereka merasa terganggu. Dengan kesalehannya, keburukan mereka merasa terusik. Namun, mereka tahu bahwa dia bisa tergelincir. Timbullah niat jahat mereka untuk mencelakakan. Namun, bagaimana caranya? Bagaimana cara menja tuhkannya? Bagaimana menjalankan fitnah dan mengubah keadaannya? Akhirnya, mereka meminta pandangan para wanita. Konon, fitnah Bani Israil terletak pada wanita. jumlah mereka banyak. Merayu adalah sebuah seni dan wanitalah aktor utamanya. Ada pepatah, Serahkan urusan pada ahlinya. 

Didatangkanlah seorang wanita yang pandai menggoda. Lalu, didekatilah lelaki tersebut oleh si wanita penggoda tadi dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik dan senantiasa menjaga kesucian diri. Lelaki itu sempat menolak rayuannya. Namun, si wanita tak habis akal. Dia mengutus pelayan perempuannya dan meminta lelaki itu untuk bersaksi. Dan, kali ini lelaki itu menuruti permintaan si wanita penggoda. Dia pun lupa akan jati dirinya. Setelah memasuki kamar dan mengunci pintu, si pelayan wanita mulai beraksi. Tak ada lagi orang selain mereka berdua. Konon bangunan istana wanita saat itu cukup besar sehingga memiliki banyak pintu. Ibarat burung yang masuk dalam perangkap. Anehnya, lelaki itu tidak sadar jika dirinya dijebak perangkap. Andaikan dia sadar, tentu tak akan mau menghampiri si wanita apalagi seorang diri. Bayangkan, kesaksian apa yang dilakukan di ruangan tertutup. Umumnya, kesaksian dilakukan di tempat terbuka dan di hadapan banyak orang. Singkatnya, kalah lelaki itu di hadapan si wanita. Dia mendapatinya dengan perhiasan paling indah dan penampilan paling cantik. Lalu untuk apa? Apa lagi jika bukan untuk menarik dan menggoda si lelaki? Seperti biasa keberadaan wadah khamar/ minuman keras selalu menjadi pertanda akan adanya kejahatan. Anehnya lagi, di dekat perempuan itu ada seorang anak kecil. Dengan demikian, itu hanya rekayasa semata. Si lelaki pun mulai sadar jika dirinya dijebak. Namun, waktu sudah terlambat. 

Kemudian, si wanita berkata, "Di hadapanmu ada tiga pilihan, wahai orang takwa dan wara. Tidak ada lagi pilihan. Jika tidak, kepalamu terpenggal. Atau, aku bongkar kesalahanmu di hadapan orang-orang. Si lelaki melihat wanita itu sambil berusaha memahami ketiga pilihan itu. Tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Tak ada jalan pelarian, kecuali salah satu yang ditawarkan sang wanita jahat itu. Pilihan paling manis pun rasanya pahit. Lalu, apa yang akan dilakukannya? Apakah seorang mukmin akan berzina? Tidak. Tidak. Meminum khamar? Tidak. Tidak. Atau, membunuh jiwa yang diharamkan Allah? Sekali kali tidak. Namun, akankah dia menolak ketiga pilihan tadi? Sementara pintu terkunci rapat. Ketiga pilihan sulit tersebut menunjukkan bahwa di balik perempuan itu ada orang yang merencanakan dan mengatur. Di balik perempuan jahat itu ada skenario. Lalu, apa yang akan dilakukannya? 

Saat membenarkan pelayan perempuan, dia sudah tak lagi berakal sehat. Akalnya sudah khianat sejak masuk istana. Apalagi saat dia meridhai ketiga pilihan tersebut. Seharusnya, dia menolak sekuat-kuatnya. Sesungguhnya, kerugian dunia lebih ringan dibanding kerugian akhirat. Andai dia benar-benar bertakwa kepada Allah, tentu Dia akan menyelamatkannya sebagaimana Dia menyelamatkan seorang pria saleh bernama ]uraij dari ujiannya. Namun, setan menghiasi perbuatan meminum khamar. Menurut dugaannya, minum khamar bahayanya tidak terlalu besar. Sementara, zina dosanya sama-sama diterima, baik oleh dirinya maupun wanita yang dizinainya. Membunuh anak tak berdosa, jelas sebuah kemungkaran. Dalam pikirnya, tak ada yang lebih baik selain menenggak khamar. Akhirnya, dia minum segelas khamar. Wanita itu hanya meminta minumnya satu gelas saja. Dia pun menurutinya. Namun, setelah satu gelas ditenggaknya, astagfirullah. Semua yang ditakuti pun terjadi.


Narkoba Sumber Penghancur Generasi Muda

Dia berkata, “Berikan lagi kepadaku satu gelas.” Diberikannya lagi satu gelas. Ada pepatah, perjalanan seribu mil pun dimulai dari langkah pertama. Khamar sudah mulai menghilangkan kesadaran akalnya. Dia meminta lagi, “Kalian tambahi lagi!” Dia menurutinya. Terlihat sekali, setelah hilang kesadarannya, dia menggunakan sapaan jamak kalian. Padahal, di situ hanya ada seorang wanita. Dia terus meminta nambah sampai akalnya benar-benar tidak sadar. Tak hanya itu, dia bahkan berani berzina dengan si wanita. Begitu melihathat di dekatnya ada anak kecil yang menyaksikan dirinya berzina dia pun membunuhnya. Minum khamar, berzina, dan membunuh. Adakah kesuciannya yang tersisa? Adakah sedikit keimanan yang tersisa?. Pantas, Rasulullah saw. melarang minum khamar, sebab khamar adalah induknya dosa besar. Ia bersumpah atas nama Allah bahwa keimanan tidak akan berkumpul. Iman tanpa khamar dan khamar tanpa iman. Sebab, khamar adalah pemisah antara hak dan batil. 

Rasulullah saw. juga menegaskan bahwa tidaklah seseorang menenggak khamar, kecuali empat puluh hari shalatnya tidak diterima. Tidaklah meninggal dalam jangka waktu empat puluh hari tersebut, kecuali diharamkan surga baginya. Dan, tidaklah dia meninggal dalam jangka waktu empat puluh hari tersebut, kecuali meninggal dalam keadaan jahiliah. Lantas, apakah kalian melihat ada yang lebih buruk daripada khamar? Meski sudah jelas keburukannya, orang-orang rusak masih saja menganggap minum khamar sebagai kesalahan sepele. Mereka menyebut khamar bukan dengan namanya, seperti “penenang”, penawar jiwa” dan sebagainya Itulah kebiasaan orang-orang fasik dan bejat.

Mari kita katakan perang kepada NARKOBA, karena narkoba adalah sumber dari segala kerusakan di Negeri ini. Selamatkan generasi muda dari narkoba.

Post a Comment

1 Comments

  1. nice artikel untuk kenegatifan narkoba bagi generasi muda gan

    ReplyDelete